 |
Foto: Cedo/LPM SATIVA |
“Cari
suasana yang baru setelah selama ini kita di daratan terus” ujar ketua umum
Mataram , (29 /12) KAPA SSC (Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Sativa Science
Club) Fakultas Pertanian Unram melakukan Konservasi Terumbu Karang di
Gili Nanggu Kecamatan Sekotong Lombok Barat (28/12) hari minggu
kemarin. Kegiatan outdoor ini dilakukan “Karena gili Nanggu merupakan tempat
yang sesuai dengan tema dari kegiatan ini yaitu ”optimalisasi potensi sumberdaya
bawah laut di pulau Lombok”. tegas Femia selaku ketua panitia. Tempat ini juga
baru untuk tempat konservasi terumbu karang dari tahun2007 silam sejak
terbentuknya Pokmaswas (kelompok masyarakat pengawas) yang merupakan binaan
dari Dinas kelautan dan Perikanan dan Perikanan Lombok Barat. Potensi sumber
daya bawah laut itu banyak, tetapi kita hanya memfokuskan diri ke terumbu
karang. Soalnya menarik, karena trumbu karang itu termasuk salah satu pemasok
oksigen terbesar di bumi. Bahkan oksigen yang kita dapat dari terumbu karang itu
60%” tutur dari katua panitia saat ditemui di lokasi kegiatan kemarin.
Kegiatan ini disambut baik oleh Dinas kelautan dan
Perikanan dan perikanan lombok barat seperti penuturan dari ketua Umum Kapa-SSC
“menurut kepalaDinas kelautan dan Perikanandan perikanan kabupaten Lombok Barat
menawarkan kerjasama kepada kami, karena ini merupakan kali pertama dari
kalangan Mahasiswa yang mengadakan kegiatan konservasi Terumbu karang di
Kabupaten Lombok Barat kemudian beliau juga meminta kami untuk membuat kegiatan
lain yang berkonsep dengan Konservasi Alam dan akan menandatangani MOU”
Konservasi terumbu karang ini cukup diminati oleh
mahasiswa terbukti dari Peserta yang ikut berjumlah 27 orang terdiri,
dari Mahasiswa, dan umum. Rata-rata yang mengikuti kegiatan dari kalangan
Mahasiswa, dan satu peserta dari kalangan umum, yakni alumni fakultas
pertanian. Untuk indoor di laksanakan pada tanggal 27 Desember 2014 di Balai
koperasi UMKM NTB . Setelah acara pembukaan langsung di adakan seminar
lingkungan dengan 2 pemateri yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Lombok
Barat dan Akademisi dari Dosen Fakultas Perikanan
Rangkaian kegiatan outdoor menyaksikan penanaman.
“transplasi terumbu karangya ada di daratan, tapi untuk penanamannya akan di
lakukan oleh orang-orang baywacth. Karena konsekuensinya sangat besar kalau
banyak yang ikut menanam. Biaya dari alat penanaman terumbu karang itu sangat
mahal sampai 1 M” jelas ketua panitia. Kegiatan outdoor dimulai dari jam 10:30
(sampai lokasi), 1 jam di bayswacth dan kegiatan berakhir sampai jam 15:30.
Hujan
yang terus menerus mengguyur wilayah Gili Nangu membuat kegiatan terhambat,
tepatnya untuk melakukan penanaman terumbu karang, karena keadaan air laut dan
air hujan yang tidak sepadan, ketakutannya terumbu karang yang akan di tanam.
“Penanaman, kalau untuk teknik penanaman misalnya cuaca seperti ini biasanya
kami melakukan pengeleman dengan gerak cepat saja, selama itu tidak melebihi 15
menit. Jadi terumbu karang itu bisa di dasar laut hanya maksimal 15 menit.
Selanjutnya gerak cepat kita bawa ke perairan lagi. Setelah selesai di lem bawa
langsung ke perairan” jelas Ikhwan Jaelani selaku anggota dari kelompok
baywacth.
dari
Pihak Dinas kelautan dan Perikanan dan perikanan Lombok Barat juga menuturkan.
“kebetulan saya selaku tenaga pendamping desa,untuk program kuastal comuniti
deplokman project, dimana kegiatan ini sebenarnya banyak lini yang
kami kembangkan mulai dari segi usaha nelayannya, usaha masyarakat pesisir. Kami
mencoba untuk kegiatan seperti ini, untuk transflasi ekosistem ini, mempunyai
kelompok pengelola sumber daya.” Jelas Ikhwan Jaelani selaku anggota. Wilayah
Sekotong-Lombok Barat diwakili oleh kelompok “Baywacth” yang sudah berdiri dari
tahun 2007, sekarang sudah berkembang, terdiri dari 10. Pada dasarnya ada 20
anggota yang di ketuai oleh saudara Harianto, namun berhalangan hadir, yang
mewakili hanya beberapa dari keanggotaan. (Fitrok)
 |
Foto: Cedo/LPM SATIVA |
 |
Foto: Cedo/LPM SATIVA |
 |
Foto: Fitrok/LPM SATIVA |
 |
Foto: Cedo/LPM SATIVA |
Tidak ada komentar: