MELINDA - LPM Sativa
Senin, 08 Desember 2014

MELINDA


Oleh: DF.HABIBI

Dia menjauh dari gerbang dan halaman, seraya berjalan mundur dengan muka yang berseri-seri. Wajahnya yang lugu dan polos mempelihatkan kebahagiaan yang susah payah dikeluarkanya. Ia berjalan mundur-mundur seolah ada orang yang memperhatikannya dari dalam rumah minimalis berlantai dua itu. Dengan muka memandang ke jendela dilantai dua, pemuda yang berjalan mundur itu lalu mengatupkan kedua tangannya membentuk corong disekitar mulut, ia lalu bertriak sekeras- kerasnya.:” MeeLiindaaaa”

Pemuda itu berusaha memberanikan dirinya, menghempas segenap tenaga untuk membuang rasa malunya. ia seperti orang setengah gila yang hilang kesadarannya, seperti orang yang barusan ketiban bulan. Tak ada lagi rasa malu karena sudah terkubur oleh kebahagiaan dibuat-buatnya. Peria itu lalu brjingkrak-jingkrak kegirangan dan sesekali meneriakan nama itu lagi. “Meelindaaa”.
Tak lama kemudian, meleintas dijalan yang sama orang asing yang tak dikenal, sekali lagi pemuda itu berteriak sambil berjingkrak.’’ Melinda”
.
Orang yang melintas dan hanya kebetulan lewat itupun memberikan saran pada pemuda yang berteriak itu dan berkata.:” Kalau kamu tidak memanggilnya denga nada yang lebih keras, ia mana munkin mendengarnya. Ayo saya bantu, kita coba memanggilnya berdua . saya hitung sampai tiga dan pada hitungn ketiga kita beteriak bersamaan”. Orang asing itu lalu memberikan aba-aba “satu, dua, tiga”. Dan serentak mereka berdua langsung menghunus pita suara dari kerongkongan setinggi-tingginya: “Meeliinndaaa”.

Segerombolan orang dengan jumlah yang tak begitu banyak juga kebetulan lewat dijalan yang sama, nampaknya mereka baru saja pulang dari mall dan super maket membaawa barang belanjaan. Orang-orang itu lalu melongo meluihat dua orang yang sibuk berteriak, tak lama setelah itu, salah seorang dari gerombolan itu menawarkan diri untuk ikut membantu. Segerombolan orang yang lainnya juga datang lalu menawarkan diri. “ Ayo,kami juga akan membantumu”.

Tak lama kemudian, orang orang itu juga ikut bediri dijalan depan gerbang rumah minimalis dan beramai-ramai serentak memnaggil nama itu: “Meee-liii-ndaaaaaa”....

Beberapa gerombolan orang juga melintas lagi dijalan yang sama, namun dari arah yang berlawanan juga lalu memutuskan untuk bergabung dengan mereka, beberapa menit kemudian ada sekitar dua puluhan orang bergerombol di tengah jalan memanggil nama itu. Setiap beberapa menit, seseorang yang kebetulan lewat pasti mampir dan memanggil nama itu juga: “Meeliindaa”.

Ternyata mengatur agar mereka bisa berteriak ramai-ramai serempak dan secara tepadu bukanlah hal yang mudah. Ada saja yang beteriak sebelum aba-aba pada hitungn ketiga, ada juga salah seorang yang berteeriak terlalu panjang, meski ujugnya mereka sukses menghasilkan suara yang lantang dan berhasil membuat isi rumah itu membuka jendela kamarnya.

Setelah berhasil meneriakan nam itu secara bersamaan, dan berhasil membuat isi rumah itu membuka jendelannya orang –orang itu merasa puas dengan hasil teriakannya. Seseorang dari mereka mendadak melontarkan kata selamat pada pemuda itu.

“ Selamat ya, semoga hubungan anda langgeng selalu.
“ terimakasih.”
“semoga iya cepat menerima pinangan anda.” Sahut yang lain.’’apa kamu baru saja menembaknya..?”
‘’ sebenarnya ,” kata pemuda itu. “ Aku baru saja menembaknya, namun ditolak.”
“Lantas,” kata mereka.” Kenapa kau mau melakukan hal gila ini.”
“ aku hanya ingin dia tahu, kalau cinta ini tulus untuknya.” Pemuda itu mnjawab dengan haru”.
“nah, kalau begitu , kenapa kamu dari tadi tidak mengatakan kalau kamu mencintainya. Dan kenapa km terlihat bahagia sekali walau ditolaknya....?”
“hehehe, pemuda itu menjawab dengan senyuman.”
Mendengar jawaban yang hanya cengengesan saja, kerumunan orang-orang itu tanpak kecewa dan jengkel.

“ ok, sekarang orang yang kamu panggil sudah menampakan diri apa yang akan kamu katakan.” Kata seseorang dari mereka yang suarnya seperti meminta penjelasan.
“ Menurut saya, kita bisa saja ditolak. Namun kita tidak bisa memendam perasaan ini sehingga membuat kita sesak dan sakit.” Pemuda itu lalu mencoba menjelaskan.
Kerumunan orang-orang itu sepertinya menunjukan reaksi empati dengan penjelasan dari pemuda itu.
“ku harap kau tidak sedang memamfaatkan kami, agar wanitta yang menolakmu itu berubah fikiran dan mau menerima cintamu.” Ancam salah seorang kepada peria itu.
“apa,” kata pemuda itu, tidak senang dituduh seenaknya untuk mengejar cinta wanita yng sudah menolaknya. Lalu mnambhkan: ” Apa kalian tau sakitnya ditolak, disini aku hanya mau membuang perasaanku jauh. agar aku tak merasakn sakit nantinya.”

Beberapa menit berlalu, wajah mereka memerah karena malu.
“Baik,” kata seseorang dengan nada positif. “lebih baik kita memanggil nama Melinda sekali lagi, lalu kita pulang.
Akhirnya, mereka meneriakan dan mememanggil nama itu sekalilagi.”satu,dua,tiga. Melinda!”--- Meski hasilnya terdengar kurang memuaskan.setelah itu mereka bepencar dan melambikan tangan pada seseorang yang ada dijendela rumah itu. Pemuda itu masih berdiri pada posisinya, ia terakhir melepaskan senyumnya dan juga melambaikan tangan kepada wanita yang ada dijendela lalu pergi.
Wanita yang di jendela itu juga melambaikan tangannya, melihat reaksi seorang pemuda yang tadi ditolaknya pergi menjauh dari pandangannya. Kini ia pun dilema karena telah menolak cinta pemuda itu. Ia seperti merasa bersalah dengan keputusan yang diambilnya. Kini ia seperti dikejar-kejar rasa bersalah. Dan ia tak tahu kemana harus menemukan peria itu dan meminta maaf.

Sejak kejaadian itu, Setiap hari dan waktu, setiap ada orang yang lewat didepan rumah itu pasti ada dari salah seorang mereka yang berdiri dan memanggil nama “Melinda.”
Wanita itu langsung terkejut dan terbangun dari tidurnya ketika mendengar namanya dipanggil. Ia mengira bahwa pemuda itu datang lagi memanggil namanya. Namun naas, iya melihat orang yang memanggilnya hanyalah orang yang kebetulan lewat saja. Kini ia gundah kmana harus mencari pemuda yang pernah ditolaknya itu.

MELINDA Reviewed by Redaksi V 091 on 12/08/2014 Rating: 5 Oleh: DF.HABIBI Dia menjauh dari gerbang dan halaman, seraya berjalan mundur dengan muka yang berseri-seri. Wajahnya yang lugu dan p...

Tidak ada komentar: