Oleh Andi Maryadi
Perhutani sengaja kami pilih karena memang
memiliki kaitan erat dengan jurusan kami di bangku kuliah, khsususnya di KPH
(Kesatuan Pemangku Hutan) Saradan. Di KPH Saradan, kami memilih beberapa BKPH
(Bagian Kesatuan Pemangku Hutan), yaitu BKPH Pajaran, Petung, dan Jatiketok.
Di BKPH Pajaran, kami belajar seputar
persemaian tanaman dan mempraktikkan langsung di lokasi, mulai dari bagaimana
perawatan bibit, pembuatan dan pemberian kompos, pembuatan bedeng, hingga tata
cara melakukan stek. Di BKPH Pajaran ini, kami juga belajar tentang tanaman
porang. Tanaman ini merupakan tanaman komoditi andalan desa Klangon sejak tahun
1980-an. Matapencaharian masyarakat Klangon mayoritas sebagai petani porang karena telah menjadi peninggalan atau amanah
turun-temurun. Sekitar 2-3 tahun yang lalu harga jual porang dalam bentuk masih
mentah (umbi) mencapai Rp25.000/Kg dan jika dijual dalam bentuk chips, harga
jual mencapai Rp75.000/Kg. Namun, sayangnya saat ini harga jual porang turun drastis
hingga Rp2.500-Rp3.000/Kg dan ini juga berlaku untuk harga jual chips porang
yang mencapai Rp22.000/Kg. Petani porang banyak yang mengeluh terkait hal ini
dan berharap harga porang kembali normal dan stabil. Petani di desa Klangon
rata-rata menanam porang di lahan milik Perhutani yang terbagi rata untuk para
petani. Dalam setahun, porang dapat dipanen sekali dengan kisaran 5-20 ton
dalam 1 lahan petani masing-masing dengan luas 1-2 Ha. Beberapa petani panen
porang bersama keluarganya, tetapi tak jarang juga membayar tenaga kerja lain. Berdasarkan
hal tersebut, kami mahasiswa yang berasal dari Lombok memilih tanaman porang
sebagai bahan mini riset yang berfokus pada pengelolaan dan pemasaran. Mengingat
di Lombok, budidaya porang masih minim. Dengan adanya mini riset ini kami
menghabiskan waktu sekitar 1 bulan di BKPH Pajaran. Setelah selesai dengan
kegiatan di BKPH Pajaran, kami akan pindah ke BKPH Petung.
Berbeda dengan kegiatan di BKPH Pajaran,
di BKPH Petung kami melakukan patroli keamanan hutan. Selama 3 hari kami akan
habiskan di BKPH ini, setelah itu akan pindah lagi ke BKPH terakhir, yaitu BKPH
Jatiketok. Di BKPH ini kami akan fokus pada hasil hutan kayu, di sini kami akan
belajar mengenai penebangan pohon jati selama 7 hari. Sedangkan 7 hari terakhir
sebelum penarikan peserta PKL, akan kami gunakan untuk Menyusun laporan PKL,
mini riset, dan editing video documenter. Pada tanggal 22 Agustus mendatang,
kami akan kembali ke kantor KPH Saradan untuk mempresentasikan hasil.
Selama di Madiun, tentu kami banyak
belajar dan merasakan pengalaman baru. Karena kami tak hanya belajar tentang
tanaman porang, penebangan pohon, tetapi juga belajar bahasa daerah, kebiasaan
sehari-hari, budaya maupun adat daerah ini.
Tidak ada komentar: