Pic. M. Shadiqah |
Aneh rasanya apabila ayat yang pertama kali turun di muka Bumi ini disuruh untuk membaca. Aneh rasanya apabila Allah menurunkan surah kepadanya-Nabi Muhammad SAW padahal beliau tidak bisa membaca. Kaumnya pun masa itu sungguh masih terbelakang dari beradaban modern dan belum banyak memahami ilmu dan membaca.
Kalaulah kita berpikir, sungguh aneh perintah "Iqro" itu perhadapkan untuk Nabi Muhammad SAW dan kaumnya pada massa itu. Namun dengan keanehan itu menandakan saking pentingnya tentang membaca (iqro) dalam kehidupan ini. Allah sudah menandakan sudah sejak lama sekali urgensinya dari hal ini, kita dituntut untuk berpikir jauh kedepan (visioner) dalam kehidupan. Karena membaca adalah pondasi awal dalam keimanan dan keislaman.
Sungguhlah jangan menyempitkan artian dari membaca. Iqro bukan hanya sekedar membaca, terapi maknanya lebih dari itu. Kita dituntut untuk membaca diri kita sendiri, membaca hewan dan tumbuhan. Kita disuruh untuk memperhatikan keteraturan Alam Semesta ini, keraturan Bintang, Bulan dan Bumi yang kita tempati ini.
Kalau penulis memaknai dengan sepemahaman yang tidak seberapa ini. Maka makna membaca (iqro) itu adalah erat kaitannya dengan memperhatikan, mengkaji, melihat, mendengarkan dan termasuk mempertanyakan. Oleh karena hal-hal itulah akan muncul berbagai macam ilmu yang sudah berserakan ini. Dari tuntutan untuk kita bersikap peka dengan yang ada di diri dan luar diri kita sebagai manusia.
H Quraisy Shihab menjelaskan bahwa tidak ada rincian secara jelas dengan kata "iqro". maksudnya adalah, kita bukan hanya disuruh untuk membaca Alquran sahaja. Akan tetapi membaca hal-hal yang lain dan buku apapun, yang terpenting itu semua adalah untuk menjewantahkan Allah.
Penulis meyakini bahwa, dasar dari semua ilmu adalah dengan membaca. Tetapi bukan hanya membaca yang ada di tumpukan Buku, akan tetapi membaca semua yang terjadi dari alam semesta ini.
Membaca dan menulis adalah dua kata yang erat sekali kaitannya, dua kata yang tersulung dalam harmoni keindahan, Terselebung dalam kata yang tak terpisahkan yang seperti pena dan kertas. Layaknya ungkapan puitis dari fiersa besari "membacalah untuk mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan menulislah untuk memberitahu mereka di masa depan"
Tidak ada komentar: