Kerja Keras Adalah Kunci Kesuksesan
WD II : Prof. Dr. Ir. A. Farid Hemon, M.Sc |
www.lpmsativa.com, Prof. Dr. Ir. A. Farid Hemon, M.Sc atau Wakil Dekan II Faperta Unram yang baru
menjabat ini memiliki sejarah hidup yang cukup berat. Tanggal 13 bulan April
tahun 1963 di kabupaten terpencil beliau dilahirkan, dan dibesarkan dari sosok ibu yang pekerja keras serta ayah yang
disiplin.
Pada
tahun 1982 Beliau menamatkan SMA
(Sekolah Menengah Atas) di kabupaten Dompu. Pada tahun itu pula, Beliau menginjakkan
kaki pertama kali di Kota Mataram, dengan bekal yang sudah disiapkan dari kedua
orang tuanya untuk kuliah di Fakultas Pertanian. Semasa SMA sampai duduk di bangku kuliyah
beliau dijuluki si Kutu Buku. Tahun 1982 merupakan tahun dimana teknologi belum
secanggih sekarang, rindu terhadap kampung halaman, bertemu dengan keluarga
menjadikan kondisi yang sulit saat itu. Teknologi kumunikasi sangat minim
bahkan tidak ada alat komunikasi jarak jauh yang seefektif sekarang, namun kondisi ini yang membuat beliau tetap
semangat untuk merintis karir di Fakultas Pertanian.
Tahun
1984 karirnya di bidang akademikpun mulai dirintis. Berawal dari semester tiga,
pada saat itu beliau diangkat menjadi
Coass kimia An-orgaik. Perjalanan karir beliau terus berkembang sampai
pada akhirnya di tahun 1987, beliau menjadi Wisudawan terbaik (Coumlaude) untuk gelar S1.
Pada
tahun 1988 Prof. Farid (sapaan akrabnya) ini, mengikuti tes sebagai calon
Pegawai Negri Sipil (PNS) dan beliau lulus. Kemudian pada tahun 1989 beliau
diangkat sebagai calon PNS pada bulan Febuari 1989 beserta dengan surat kuasa (SK). Setelah itu beliau tetap
berkarir dan membantu dosen-dosen senior untuk mengajar walaupun tampa honor,
karena moto hidupnya adalah
saya tidak mencari uang, karena tetap dipercaya oleh orang itu merupakan penghargaan yang luar biasa
Kemudian
tahun 1990 Prof Farid mengikuti Pra Jabatan, beliau diangkat sebagai PNS penuh.
Pada saat itu beliau belum menikah karena niatnya, harus melanjutkan S2
dulu baru menikah namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Dari tahun 1990-1992
beliau menunggu untuk berangkat melanjutkan S2 nya, namun pada saat
itu juga ada kebijakan yang mengharuskan mahasiswa muda harus S2 keluar
negeri. Niat awalnya yang ingin melanjutkan ke Universitas Pajajaran (Unpad)
ditahan oleh Rektor karena kebijakan.
Seiring berjalannya waktu, si Kutu Buku ini
mendapatkan calon isteri kemudian Pada tahun 1994 beliau menikah. Dengan
suasana masih pengantin baru beliau mendapatkan beasiswa ADB (Asian Development Bank) untuk melanjutkan S2.
Beliau memilih beasiswa ini karena Ragional yang berada di Filipina. Di
University Of Filipina Los Banos ( UPLB ) yang di kelola oleh SERKA yaitu Beasiswa
Perkumpulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan se-Asia Tenggara. kemudian tahun
1995 sampai 1997 beliau menyelesaikan pendidikan S2 selama 2 tahun.
Prinsifnya tidak suka lama-lama kuliyah, itu dibuktikan dengan beliau yang ditawarkan untuk memperpanjang
beasiswanya selama 6 bulan di Filipina
namun, beliau lebih memilih untuk pulang ke Indonesia untuk bertemu dengan
keluarganya.
Pada
tahun 2002 sosok pekerja keras ini, kembali melanjutkan pendidikan S3
di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada awalnya beliau sudah dipanggil untuk
melanjutkan S3 di Filipina tetapi karena beasiswa tersebut tidak bisa
membawa keluarga, maka beliau mengurungkan niatnya. Dulu beliau sudah sengsara
meninggalkan keluarga selama 2 tahun, “Memang karir itu nomor satu tapi kalau
keluarga berantakan saya tidak mau”, karena keinginannya untuk menyeimbangkan
karir dengan keluarga. Prof. Farid berangkat pada tahun 2002 dan kembali pada
awal 2007, pada saat itu beliau ditunjuk untuk mengelola Jurusan Budidaya
Pertanian, beliau mampu mengembangkan
atmosfer pada Jurusan Budidaya Pertanian. Sehinga pada tahun 2009 Prof. Farid diangkat sebagai
Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian.
Dalam
perjalanannya tahun 2010-2011 beliau merangkap jabatan sebagai ketua dan
sekretaris Jurusan karena Ketua Jurusan Budidaya pada saat itu diangkat menjadi
Dekan Fakultas Pertanian. Pada tahun itu pula beliau pernah berkompetisi
menjadi Wakil Dekan I tetapi tidak b bernasip karena Yang Maha Kuasa
berkehendak lain. Pada tahun 2012 sampai 2013 Prof. Farid diangkat menjadi
Sekretaris Lembaga Penelitian (PLT) selama 1 tahun 3 bulan. Kemudian awal tahun
2013 Prof. Farid dilantik sebagai
Dikpinitif tetapi pada saat itu juga beliau sedang proses pengurusan untuk Guru
Besar. Namun, beliau tidak mau dilantik sebagai Dikpinitif karena akan menjadi
penghambat proses Guru Besar sehingga beliau menjadi PLT cukup lama. Pada saat
itu juga beliau memegang untuk masa penjabatan.
Pada
tahun 2014 Prof. Farid ditunjuk menjadi
Ketua Penyusun Boring Akreditasi Jurusan
Agroteknologi. Kemudian di tahun 2015 Prof. Farid berangkat untuk menunaikan
Ibadah Haji, sambil menunggu proses untuk Guru Besar. Pada bulan November 2015 tiga
hari setelah kepulangan menunaikan Ibadah Haji beliau mendapatkan informasi
bahwa proses Guru Besar lulus dalam pemeriksaan. Pada tanggal 1 Desember 2015
Prof. Farid mendapatkan Surat Kuasa (SK)
untuk Guru Besar yang menjadikan Prof. Farid manjadi Profesor yang ke-15 di Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Perjalanan
berikutnya dari Prof. Farid adalah
susesi tentang Wakil Dekan II dan beliau mencoba mendaftar, keinginan beliau
tidak semerta-merta ambisi sendiri tetapi dukungan dan jaminan dari orang-orang
terdekat. Karena dalam islam tidak boleh meninta-minta jabatan itu yang Prof. Farid
tetap pegang sampai sekarang.
Prof Farid tidak ingin terkesan meminta-minta
jabatan, dari gelar beliau yang sudah Guru Besar untuk mencari pekerjaan
tidaklah sulit, itu di buktikan dengan setiap tahun beliau mendapatkan dua
judul penelitian dari menteri kebudayaan yang kisaran dananya mencapai Puluhan
sampai Ratusan juta rupiah. Dengan niat Basmalah dan dukungan dari keluarga,
pada tanggal 23 mei 2016 Prof. Farid dilantik menjadi Wakil Dekan II.
Prof.
Farid mensukuri dari awal perjalanannya untuk merintis karirnya samapai saat ini
beliau tidak pernah menghadapi kendala atau halangan. Karena beliau selalu
berdoa setiap waktu dan setiap Solatnya agar dijauhi oleh halangan dan hambatan.
Tidak ada komentar: