Setelah 1 × 24 Jam Tantangan Debat Terbuka pada Pemeran Dibalik "Oknum", Sofyan : "JABATAN NGGAK SE-ANJING ITU, KAWAN !!!" - LPM Sativa
Kamis, 20 Januari 2022

Setelah 1 × 24 Jam Tantangan Debat Terbuka pada Pemeran Dibalik "Oknum", Sofyan : "JABATAN NGGAK SE-ANJING ITU, KAWAN !!!"


"Dalam kurun waktu 1x24 jam rupanya tidak ada respon dari pihak pencuri jabatan. Sungguh aib itu harus ditutup rapat tapi beda halnya ketika pemimpin yang melakukan ke zholiman, tirainya harus dibuka lebar sehingga masyarakat bisa menilai secara seksama.

Dengan sangat terpaksa saya akan menghentikan tarian mu kawan, karena sungguh hatimu sudah buta. Oknum tersebut adalah HAMZAN WATONI (Kehutanan 2019) yang pada saat ini mencalonkan diri sebagai Ketua BEM Fakultas Pertanian 2022. Tulisan ini bukan untuk menjatuhkan tapi menyadarkan, tulisan ini bukan tanda iri tapi kasih sayang, dan tulisan ini menyadarkan bahwa kita harus benar-benar berani mengungkap tabir kebenaran walaupun banyak orang yang akan membenci. Sungguh tanda akhir zaman ialah, ketika salah dikatakan benar dan benar dikatakan salah, lalu memanipulasinya dengan syair-syair indah, Subhanallah.

Saya yakin tidak ada satu orangpun yang menginginkan rumah kita di pimpin oleh orang yang menghalalkan segala cara untuk menduduki jabatan. Berpolitiklah tanpa menyembunyikan bangkai. Yuk taubat yuk." (Sofyan). 


Sehari sebelumnya (20/01) berasal dari narasumber, Hairul Maulana Sofyan memberikan tantangan debat terbuka. 

Kampus adalah ruang industri pemikiran, sekaligus tempat yang paling teruji untuk mengukur kompetensi politik, begitulah yang pernah diungkapkan Anis Matta. Sehingga, tidak heran terjadi pertaruhan ideologi dan usaha hagemonik. Melalui politik kampus kita belajar bagaimana memimpin masyarakat, dan manusiapun diciptakan dimuka bumi sebagai pemimpin maka aktualisasikanlah tujuan diciptakannya sebagai khalifah. Buatlah kampus semakin islami, progresif dan kompetitif lewat prestasi-pretasi organisasi. Selamat berjuang dan jadilah sang juara dalam ajang kontestan guna membangun bangsa, terkhusus sumber daya manusianya. Hal yang sering kali terjadi dalam perpolitikan kampus maupun nasional adalah kurang adanya independensi dalam menentukan sikap dan sering kali terjadi di beberapa kampus yang perpolitikannya dihegemoni oleh suatu organisasi tidak terkecuali di Fakultas Pertanian Universitas Mataram. 

Organisasi eksekutif mahasiswa pertanian merupakan ujung tombak pergerakan mahasiswa. Dalam pergerakan nasional BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) faperta selalu terjadi dualisme organisasi nasional dari tahun ke tahun. 

Di tulis dari sudut pandang Hairul Maulana Sofyan, "Saat itu kami berinisiatif menggali informasi lebih dalam apa itu ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia) dan apa itu IBEMPI (Ikatan BEM Pertanian Indonesia) melalui mereka yang lebih dulu berkecimpung dalam dua organisasi nasional tersebut. Melalui perdebatan yang amat panjang dan diskusi yang alot (nanti saya akan jelaskan lebih rinci proses perdebatan dan diskusi penentuan aliansi kala itu dihadapan mahasiswa umum, ketika debat terbuka nanti) kami BEM Faperta 2020 sepakat untuk tidak masuk aliansi manapun. Pada tahun yang sama ada salah satu oknum nakal yang merupakan anggota advokastrat yang nilai ke aktifannya dibawah rata-rata mengatasnamakan BEM Faperta secara diam-diam di kancah nasional dan terpilih menjadi Korwil wilayah 6 IBEMPI. Sebenarnya tidak ada yang salah ketika masuk IBEMPI, asal dengan prosedur yang benar. Jika ditinjau lebih lanjut lagi sungguh sangat tidak pantas dia menduduki jabatan strategis dengan cara yang bejat. Sungguh tidak ada niat baik yang bisa ditempuh dengan cara yang licik dan pemimpin yang menghalalkan segala cara tidak akan ada kewibawaan dalam dirinya. Mungkin setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, tetapi secara tegas saya katakan POLITIK NGGAK SE-ANJING ITU KAWAN. Siapapun yang tidak terima atau ingin membantah apa yang saya sampaikan, saya siap menerima tantangan debat terbuka (tidak melayani pembeneran secara online, jika Berani mari kita tunjukkan pada Mahasiswa siapa sebenernya yang berselimut dalam kalimat “Berani Berjuang Demi Kebenaran”)."


"Kabar buruk ini saya akan tutup rapat jika yang bersangkutan serta kroninya meminta maaf langsung terhadap kesepakatan yang dilanggar secara sepihak, tapi sudah terlalu lama saya menunggu kata maaf yang sangat berat dia ucapkan. Menghadapi dengan cara kekeluargaan (meminta bantuan mentri kelembagaan BEM Faperta 2021 untuk mediasi, tapi sang Korwil wil.6 yang kini menjabat Presnas 1 IBEMPI tidak pernah berkesempatan) tidak ditanggapi dengan baik, mungkin dengan cara ini bisa membuatnya sedikit sadar bahwa yang kejahatan yang dilakukannya tidak kecil dan orang yang di sekelilingnya minta tolong untuk sadarkan sebelum ia tersesat lebih jauh lagi," lanjut Ketua BEM Faperta Unram periode 2019/2020 ini. 

"Jika berani mengatakan dengan lantang Hidup Mahasiswa !! Hidup Rakyat Indonesia !! maka harus berani juga mengatakan kebenaran tanpa manipulasi. Wajar saja negara kita bobrok karena kampus yang dikatakan sebagai miniatur negara dan laboratorium peradaban menerapkan politik maling teriak maling. Ingat kawan dunia sudah tuaaaa ! kita mencari kebenaran bukan pembenaran. Yuk sama sama sadarkan kawan kita. Ingat ya katakan salah apabila itu salah, jangan menutup mata dengan alasan itu kawan, ehehehe. Bismillahirrahmanirrahim," tutup Sofyan. (Erna, Rosy). 

Setelah 1 × 24 Jam Tantangan Debat Terbuka pada Pemeran Dibalik "Oknum", Sofyan : "JABATAN NGGAK SE-ANJING ITU, KAWAN !!!" Reviewed by Team LPM SATIVA on 1/20/2022 Rating: 5 "Dalam kurun waktu 1x24 jam rupanya tidak ada respon dari pihak pencuri jabatan. Sungguh aib itu harus ditutup rapat tapi beda halnya k...

Tidak ada komentar: