Hidroponik dan Langkah Urban Farming : KKN Desa Senteluk UNRAM 2022-2023 - LPM Sativa
Rabu, 11 Januari 2023

Hidroponik dan Langkah Urban Farming : KKN Desa Senteluk UNRAM 2022-2023

 

Penyemaian Benih dengan Media Rockwool
(Gambar : Clarita)
 

Tingginya pertumbuhan penduduk serta mobilitasnya yang kian tak terbendung menjadi cerita tersendiri di abad ke-21 ini. Fenomena urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota kian tak terelakan. Tawaran menggiurkan yang dipancarkan gemerlapnya perkotaan menarik banyak mata untuk pindah dan menetap di daerah perkotaan. Di samping itu, rendahnya pemerataan pembangunan, minimnya fasilitas umum, hiburan, hingga terbatasnya ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan pun melatar belakangi daerah perkotaan menjadi magnet yang memikat. 

Tingginya jumlah penduduk dengan keterbatasan lahan menjadikan kian banyak daerah perkotaan perlahan menjadi pemukiman padat tanpa lahan kosong tersisa. Minimnya pekarangan atau ruang terbuka ini menyebabkan terbatasnya daerah resapan air dan menyempitnya lahan yang dapat ditanami. Permasalahan ini menyebabkan daerah perkotaan kian hari kian krisis lahan terbuka hijau. Tingginya pelepasan karbon oleh kendaraan bermotor, mesin, hingga pabrik tidak diimbangi dengan ketersediaan tumbuhan hijau. Peyimpanan dan penyerapan karbondioksida sangat berperan untuk mengurangi konsentrasi gas CO2 (Suryono et al., 2018). CO2 diserap lalu diubah dalam bentuk karbon organik, yang disimpan berupa biomassa di dalam seluruh bagian tumbuhan (Rifandi, 2021). Hal ini yang kemudian menyebabkan iklim mikro daerah perkotaan cenderung lebih panas ditambah tercemarnya udara.

Kebutuhan ketersediaan pangan daerah perkotaan makin mendesak, sehingga kegiatan pertanian tidak dapat hanya digantungkan pada daerah pedesaan. Seiring perkembangan teknologi pertanian, kini muncul istilah “Urban Farming” atau “Pertanian Urban”. Pertanian urban memfokuskan kegiatan budidaya, pemanenan, hingga pendistribusian pangan pada daerah perkotaan dengan mengembangkan tanaman berumur pendek. Pengembangan pertanian urban tidak hanya berlaku pada bisnis skala besar, pengembangan skala rumah tangga pun dapat dilakukan.

Instalasi Hidroponik DFT
(Gambar : Clarita)

Salah satu bentuk urban farming yang kini cukup dikenal yakni hidroponik. Hidroponik sendiri merupakan sistem budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, kelebihan dari sistem ini yaitu tidak memerlukan lahan yang luas bahkan dapat dikembangkan secara vertikal. Pengembangan hidroponik dapat dilakukan dengan instalasi NFT (Nutrient Flow Technique) maupun DFT (Deep Flow Technique). Pada sistem DFT sirkulasi air dan nutrisi dengan menggunakan metode genangan dalam ketinggian air 4-5 cm dengan instalasi sejajar. Adapun  NFT menggunakan metode kemiringan dengan aliran nutrisi yang tipis. Adapun metode lain yang dapat dilakukan dengan sistem sumbu, sistem rakit agung, dan sistem Ducth Bucket.

Pengembangan hidroponik menghasilkan tanaman dengan kualitas yang baik dan pertumbuhan yang cepat. Hidroponik menjadi solusi pemenuhan kebutuhan sayuran rumah tangga daerah perkotaan dan mempersingkat waktu pendistribusian pertanian. Semakin pendeknya waktu distribusi pangan, akan semakin baik kandungan gizi yang dimiliki. Urban farming dapat dijalankan dengan pertanian organik, tanpa pestisida untuk mengusir hama. Apabila dilakukan pada skala rumah tangga pemantauan kesehatan dan tanaman hingga keterjaminan mutu hingga pengolahan dapat dipastikan sendiri.  Tak hanya berdampak pada kondisi lingkungan dan kesehatan, pengembangan hidroponik dapat berdampak terhadap ekonomi. Pada tahun 2020 Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto mengungkapkan urban farming pengembangan tanaman hidroponik dan tanaman hias pada tahun 2020 meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada kegiatan KKN yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Mataram di Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, NTB periode 2022-2023 berfokus pada pengembangan hidroponik sebagai langkah pengembangan urban farming. Dilihat dari daerah yang cukup padat dengan penduduk, kaitannya dengan tema yang diperoleh Pertanian Maju dan Berkelanjutan pengembangan hidroponik dapat dijadikan solusi pengembangan pertanian. Pengembangan hidroponik yang dilakukan menggunakan instalasi DFT (Deep Flow Technique). Adapun nutrisi yang digunakan menggunakan pupuk biourine yang diolah dari lokasi peternakan pada desa tersebut. Urine sapi yang telah dihilangkan amoniaknya kemudian dicampurkan dengan tricoderma beserta glukosa yang kemudian difermentasi hingga menjadi pupuk. Adapun untuk fungisida digunakan daun kopi sebagai bahan dasarnya. Pengembangan pertanian urban hidroponik ini diharapkan menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas tinggi (Clarita).

Hidroponik dan Langkah Urban Farming : KKN Desa Senteluk UNRAM 2022-2023 Reviewed by Team LPM SATIVA on 1/11/2023 Rating: 5   Penyemaian Benih dengan Media Rockwool (Gambar : Clarita)   Tingginya pertumbuhan penduduk serta mobilitasnya yang kian tak terbendung m...

Tidak ada komentar: