LPM sativa -- Kondisi kekeringan nampaknya masih menjadi momok menakutkan bagi para penduduk desa Gereneng. Dampak dari kondisi ini membuat para petani tembakau di wilayah setempat kebingungan untuk mengairi area persawahan mereka, sedangkan air bendungan hanya cukup untuk mengairi sebagian sawah petani. Untuk menyiasatinya, para petani membawa beberapa botol bekas berisikan air dari sumur guna memenuhi kebutuhan hara tanaman.
Jasman, salah satu petani tembakau mengatakan bahwa kurangnya air membuatnya khawatir tanaman akan layu hingga mati.
“Umur tembakau saya sekitar 2 bulan, ada sebagian yang sudah layu bahkan mati, semua karena kurangnya pengairan,” ujarnya saat dimintai info.
Para petani tidak bisa lagi berbuat apa-apa akibat dampak kekeringan yang semakin memburuk. Hasil panen tembakau pun terancam berkurang dari panen sebelumnya yang bisa mencapai 8 ton per 40 are.
“Kalau mau menunggu air lalu menanam ulang, bibitnya sudah habis dan kalaupun bisa menyulam, saya rasa tidak ada yang mau karena memang hampir seluruh petani menolak untuk menanam ulang,” tutupnya.(Rosy)
Tidak ada komentar: