LPM SATIVA-Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bekerja sama dengan
Himasylva PC-Unram dan Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) menggelar acara
webinar pada Jumat, (27/05/2022) untuk memulai gerakan #PanganJujur dengan
mengajak publik memahami bersama persoalan kebijakan investasi publik yang tepat
dan akuntabel melalui Roadshow Kampus Gerakan #PanganJujur dengan tema "Menakar
Food Estate sebagai Jalan mengatasi Krisis Pangan Masa Depan."
Acara diawali
dengan sambutan-sambutan dari Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram, Anugrah
Haryansyah dan sambutan kedua sekaligus pembukaan oleh Dekan Fakultas Pertanian
Unram atau yang mewakilkan, Dr. Ir. Bambang Budi Santoso, M.Sc.Agr. "Perencanaan
pangan di Indonesia memang masih carut-marut sehingga mempengaruhi kebijakan
pangan Indonesia sehingga tampak ada kegagalan pemerintah dalam menjamin
ketersediaan pangan, menjalankan fungsi stabilitas dan pengawasan pangan negeri.
Oleh karena itu para mahasiswa untuk mampu pada bisa mengonsolidasikan petani
dan melaporkan indikasi-indikasi yanv terjadi dan ini dimulai dengan gerakan
pangan jujur," tutupnya.
Acara yang dilakukan melalui Zoom Meeting tersebut
dihadiri oleh sekitar 70 partisipan dan menghadirkan empat narasumber yang
kompeten di bidangnya. Mereka adalah Asisten Deputi Pangan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, yaitu Muhammad Saifulloh;
Presnas 2 IBEMPI, yaitu Audi Gunawan; Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk
Kedaulatan Pangan (KRKP), yaitu Said Abdullah; dan Dr. Ir. Hayati, M.Hum,
Sekretaris Prodi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering sekaligus Ketua
Pergizi Pangan DPD NTB.
Penyampaian materi pertama oleh Muhammad Saifulloh
menjelaskan urgensi program Food Estate sebagai investasi publik yang tepat
untuk mencegah krisis pangan masa depan. Dalam penyajiannya, beliau juga
memberikan gambaran ketahanan pangan Indonesia dan sistem pangan nasional yang
berkelanjutan. Beliau menyatakan bahwa masyarakat adat lokal itu harus menjadi
pemain utama dan mengharapkan teman-teman dari akademisi, teman-teman mahasiswa
selalu memberikan catatan kritis untuk seluruh kebijakan pemerintah. "Saya pikir
ini menjadi salah satu PR kita bersama, teman-teman mahasiswa dan akademisi
mempunyai tanggung jawab yang besar juga untuk mengawal seluruh kebijakan agar
seluruh kebijakan pemerintah itu tepat sasaran dan yang menjadi indikator utama
adalah petani mendapatkan manfaat sebesar-besarnya."
Berbeda dengan penyampaian
pemateri pertama tentang urgensi food estate sebagai salah satu solusi, pemateri
kedua, yaitu Audi Gunawan selaku Presnas 2 IBEMPI memberikan temuan-temuan
lapangan dalam program food estate. Ia memulai dengan menjelaskan apa itu food
estate, kemudian menjelaskan kegagalan proyek food estate tersebut yang
menimbulkan berbagai isu permasalahan yang tidak menguntungkan dalam
pelaksanaanya. Audi Gunawan juga menyinggung perkataan narasumber pertama yang
mengatakan petani harus menjadi pemain utama, namun Audi memberikan sejumlah
temuannya, "Nyatanya dalam proyek food estate ini, petani hanya sebagai
pekerjanya, bukan sebagai pelaku produsen utamanya. Food Estate pada
kenyataannya menyingkirkan petani dari dunia pertanian. Selain itu, berpotensi
merusak lingkungan."
Selanjutnya, Narasumber 3 melengkapi penyampaian dari kedua
narasumber sebelumnya dengan menampilkan respon kebijakan pemerintah pada
kondisi pandemi Covid-19 dan ancaman krisis pangan, investasi publik dalam
bidang pangan dan pertanian. Beliau menampilkan hasil-hasil dan implikasi proyek
food estate masa lalu "Bisa jadi food estate adalah pilihan untuk memperkuat
ketahanan pangan pada situasi bencana seperti pandemi Covid-19, tetapi tidak
cukup jika food estate saja, karena tadi pendekatannya lebih banyak
infrastruktur tanpa diimbangi dengan pengembangan teknologi, RnD, pendampingan
dan akses-aksesnya, maka dikhawatirkan kejadian di masa lalu terulang kembali.
Selain itu, menyelesaikan persoalan kelaparan dan kemiskinan di pedesaan tidak
cukup hanya dengan memperluas area produksi. Karena ketersediaan pangan itu
variabelnya tidak hanya soal ketersediaan tetapi juga soal aksesibility,
utilisasi, dan stabilisasi," tutupnya.
Dr. Ir. Hayati, M.Hum, Sekretaris Prodi
Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering, Ketua Pergizi Pangan DPD NTB
sekaligus narasumber terakhir menjawab krisis pangan dari keluarga dan kearifan
lokal masyarakat. Lingkup bahasannya meliputi pengertian pangan, ketahanan
pangan rumah tangga, pola makan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga
yang bergizi, beragam, dan seimbang, ketahanan pangan rumah tangga masyarakat
NTB dan kearifan lokal, pelaku perwujudan ketahanan pangan rumah tangga, serta
menjelaskan bagaimana peran kader muda dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah
tangga. Sesi penyampaian materi selesai kemudian dilanjutkan dengan sesi
diskusi. Sebelum acara ini diakhiri, moderator menyimpulkan beberapa sesi yang
telah dilakukan dan doorprize bagi peserta beruntung.
Imam Ramdhani Hamid selaku
ketua umum Himasylva PC-Unram 2022 sekaligus koordinator pelaksanaan webinar ini
dalam wawancara menyampaikan harapannya. "Harapan saya, kalau ditinjau kembali
sekarang terlalu banyak lahan yang dialihfungsikan sebagai food estate atau
investasi pangan publik tetapi lahan yang dialihfungsikan tersebut tidak
digunakan sebijakmungkin. Maih banyak sekali petani atau masyarakat yang teriak
atas kondisi pangan kita sekarang, serta saya ingin semua pemuda atau generasi
selanjutnya itu lebih peka lagi terhadap kondisi-kondisi maupun masalah-masalah
yang ada di Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat." (Nadira, Erna)
Tidak ada komentar: