KRKP Bersama Himasylva PC-Unram dan IBEMPI Adakan Roadshow Kampus Gerakan #PanganJujur - LPM Sativa
Sabtu, 28 Mei 2022

KRKP Bersama Himasylva PC-Unram dan IBEMPI Adakan Roadshow Kampus Gerakan #PanganJujur


LPM SATIVA-Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bekerja sama dengan Himasylva PC-Unram dan Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) menggelar acara webinar pada Jumat, (27/05/2022) untuk memulai gerakan #PanganJujur dengan mengajak publik memahami bersama persoalan kebijakan investasi publik yang tepat dan akuntabel melalui Roadshow Kampus Gerakan #PanganJujur dengan tema "Menakar Food Estate sebagai Jalan mengatasi Krisis Pangan Masa Depan." 

Acara diawali dengan sambutan-sambutan dari Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram, Anugrah Haryansyah dan sambutan kedua sekaligus pembukaan oleh Dekan Fakultas Pertanian Unram atau yang mewakilkan, Dr. Ir. Bambang Budi Santoso, M.Sc.Agr. "Perencanaan pangan di Indonesia memang masih carut-marut sehingga mempengaruhi kebijakan pangan Indonesia sehingga tampak ada kegagalan pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan, menjalankan fungsi stabilitas dan pengawasan pangan negeri. Oleh karena itu para mahasiswa untuk mampu pada bisa mengonsolidasikan petani dan melaporkan indikasi-indikasi yanv terjadi dan ini dimulai dengan gerakan pangan jujur," tutupnya. 

Acara yang dilakukan melalui Zoom Meeting tersebut dihadiri oleh sekitar 70 partisipan dan menghadirkan empat narasumber yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, yaitu Muhammad Saifulloh; Presnas 2 IBEMPI, yaitu Audi Gunawan; Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), yaitu Said Abdullah; dan Dr. Ir. Hayati, M.Hum, Sekretaris Prodi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering sekaligus Ketua Pergizi Pangan DPD NTB. 

Penyampaian materi pertama oleh Muhammad Saifulloh menjelaskan urgensi program Food Estate sebagai investasi publik yang tepat untuk mencegah krisis pangan masa depan. Dalam penyajiannya, beliau juga memberikan gambaran ketahanan pangan Indonesia dan sistem pangan nasional yang berkelanjutan. Beliau menyatakan bahwa masyarakat adat lokal itu harus menjadi pemain utama dan mengharapkan teman-teman dari akademisi, teman-teman mahasiswa selalu memberikan catatan kritis untuk seluruh kebijakan pemerintah. "Saya pikir ini menjadi salah satu PR kita bersama, teman-teman mahasiswa dan akademisi mempunyai tanggung jawab yang besar juga untuk mengawal seluruh kebijakan agar seluruh kebijakan pemerintah itu tepat sasaran dan yang menjadi indikator utama adalah petani mendapatkan manfaat sebesar-besarnya." 

Berbeda dengan penyampaian pemateri pertama tentang urgensi food estate sebagai salah satu solusi, pemateri kedua, yaitu Audi Gunawan selaku Presnas 2 IBEMPI memberikan temuan-temuan lapangan dalam program food estate. Ia memulai dengan menjelaskan apa itu food estate, kemudian menjelaskan kegagalan proyek food estate tersebut yang menimbulkan berbagai isu permasalahan yang tidak menguntungkan dalam pelaksanaanya. Audi Gunawan juga menyinggung perkataan narasumber pertama yang mengatakan petani harus menjadi pemain utama, namun Audi memberikan sejumlah temuannya, "Nyatanya dalam proyek food estate ini, petani hanya sebagai pekerjanya, bukan sebagai pelaku produsen utamanya. Food Estate pada kenyataannya menyingkirkan petani dari dunia pertanian. Selain itu, berpotensi merusak lingkungan." 

Selanjutnya, Narasumber 3 melengkapi penyampaian dari kedua narasumber sebelumnya dengan menampilkan respon kebijakan pemerintah pada kondisi pandemi Covid-19 dan ancaman krisis pangan, investasi publik dalam bidang pangan dan pertanian. Beliau menampilkan hasil-hasil dan implikasi proyek food estate masa lalu "Bisa jadi food estate adalah pilihan untuk memperkuat ketahanan pangan pada situasi bencana seperti pandemi Covid-19, tetapi tidak cukup jika food estate saja, karena tadi pendekatannya lebih banyak infrastruktur tanpa diimbangi dengan pengembangan teknologi, RnD, pendampingan dan akses-aksesnya, maka dikhawatirkan kejadian di masa lalu terulang kembali. Selain itu, menyelesaikan persoalan kelaparan dan kemiskinan di pedesaan tidak cukup hanya dengan memperluas area produksi. Karena ketersediaan pangan itu variabelnya tidak hanya soal ketersediaan tetapi juga soal aksesibility, utilisasi, dan stabilisasi," tutupnya. 

Dr. Ir. Hayati, M.Hum, Sekretaris Prodi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering, Ketua Pergizi Pangan DPD NTB sekaligus narasumber terakhir menjawab krisis pangan dari keluarga dan kearifan lokal masyarakat. Lingkup bahasannya meliputi pengertian pangan, ketahanan pangan rumah tangga, pola makan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga yang bergizi, beragam, dan seimbang, ketahanan pangan rumah tangga masyarakat NTB dan kearifan lokal, pelaku perwujudan ketahanan pangan rumah tangga, serta menjelaskan bagaimana peran kader muda dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga. Sesi penyampaian materi selesai kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Sebelum acara ini diakhiri, moderator menyimpulkan beberapa sesi yang telah dilakukan dan doorprize bagi peserta beruntung. 


Imam Ramdhani Hamid selaku ketua umum Himasylva PC-Unram 2022 sekaligus koordinator pelaksanaan webinar ini dalam wawancara menyampaikan harapannya. "Harapan saya, kalau ditinjau kembali sekarang terlalu banyak lahan yang dialihfungsikan sebagai food estate atau investasi pangan publik tetapi lahan yang dialihfungsikan tersebut tidak digunakan sebijakmungkin. Maih banyak sekali petani atau masyarakat yang teriak atas kondisi pangan kita sekarang, serta saya ingin semua pemuda atau generasi selanjutnya itu lebih peka lagi terhadap kondisi-kondisi maupun masalah-masalah yang ada di Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat." (Nadira, Erna)
KRKP Bersama Himasylva PC-Unram dan IBEMPI Adakan Roadshow Kampus Gerakan #PanganJujur Reviewed by Team LPM SATIVA on 5/28/2022 Rating: 5 LPM SATIVA-Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bekerja sama dengan Himasylva PC-Unram dan Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) ...

Tidak ada komentar: