Oleh: Helmiatun Isnanda
(Letting 15 LPM Sativa)
Ketika sajak mulai bercerita
Menatap teguh terhadap nayanika
Disanalah terpancar rasa duka
Dengan bercecernya dama
Lancangnya tak menghalau sebuah sekat
Membuat perasaan ini tak lagi terhambat
Rasa yang seharusnya tak pernah melekat
Kini memeluk asa dengan erat
Ketika banyak sorot mata menatap memuja
padamu
Dan aku hanyalah salah satu yang menjadi
tamu
Terus menatap kearah lekuk senyaman semu
Yang hanya mampu bergumul dengan bayang
mu
Disaat wajah mu menyambut arunika
Dan menjadi penutup indurasmi
Membawa harsa yang tak ada duanya
Menciptakan asa terjadinya sebuah berahi
Tak terhitung seberapa banyak senandika
yang terjadi
Perlahan menguasi tubuh pilu nan ringkih
ini
Beraninya seorang semenjana menaruh hati
Hingga menjadi takaluf dan berakhir sepia
Jeremba tangan mu, membawa ku pada tawa
Menjadi panasea di setiap gulana dan
nestapa
Sampai saat aku menjadi rahara
Kau tetaplah bagian dari renjana
Kaulah serendipity yang hadir bagi sang
wanodya
Saat tengah berada dalam niskala
hidupnya
Berharap kau bukanlah sandyakala
Yang akan hilang ditelan gulita
*Karya ini telah terpilih menjadi juara 1 pada Lomba Cipta Puisi dalam rangka HUT ke-28 Bengkel Seni Sativa Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Tidak ada komentar: