LPM SATIVA - Riyansyah Praanggara, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian akhirnya angkat bicara mengenai aksi penyegelan sekretariat BEM yang dilakukan oleh oknum mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) beberapa waktu lalu akibat pelanggaran yang dilakukan pihak BEM dalam sidang evaluasi oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
"Jujur, saya sangat tersinggung, aksi kemarin merupakan salah satu bentuk penghinaan."
Riyansyah Praanggara membeberkan alasan mangkirnya pihak BEM dari sidang evaluasi karena DPM diduga menerima intervensi dari beberapa oknum dalam pelaksanaan sidang serta dianggap telah gagal dalam menjalankan fungsi perwakilan.
Setelah aksi penyegelan sekretariat BEM pada Rabu malam (1/9), pihak BEM dan DPM langsung mengadakan diskusi rekonsiliasi untuk memperbaiki kestabilan dan harmonisasi antar lembaga kampus. Hasilnya, pada Kamis (2/9), sidang evaluasi dilanjutkan di gedung A Fakultas Pertanian dan berlangsung dengan lancar.
Riyansyah Praanggara berharap segala komentar dan opini buruk yang secara tidak langsung mencederai nama baik lembaga eksekutif dapat mereda seiring dengan berjalannya waktu.
"Pesan saya untuk semua lembaga atau ormawa dan mahasiswa fakultas Pertanian agar dapat lebih cerdas dalam mengambil tindakan dan mencerna informasi yang beredar," tutupnya.
(Septi)
Tidak ada komentar: