Cr. Antara News.com |
Terserah kita mau menganut Agama, ras, budaya, etnis, dan golongan manusia seperti apa. Saya rasa cukup untuk menjadi manusia yang berpikir dan mampu memilah informasi yang benar, sudah sepantasnya kita berdiri di barisan orang Palestina. Lihatlah orang-orang palestina sekarang, mereka kelaparan, kehausan, dan ketakutan setiap saat. Tidak perlu kita berdalih sana sini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sudah cukup menjadi acuan gerakan kita, bahwasannya “Penjajahan di atas Bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.”
Tapi sekarang kita lebih memilih diam, Membaca tulisan ini dan kembali Scrool Media Sosial. Padahal kita dipertontonkan dengan berita yang begitu menyayat hati. Untuk lebih jelasnya marilah kita kembali pada sejarah apa yang sebenarnya terjadi pada dua Negara ini. Dilansir dari Universitas Muhamadiyah Sumatera Barat yang menyatakan bahwa “Sejarah konflik Palestina-Israel bermula dari awal abad ke-20, ketika kesultanan ottoman dikalahkan Inggris dalam perang dunia I, wilayah Palestina diambil alih oleh Inggris. Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour mendukung pendirian rumah nasional Yahudi di Palestina. Hal ini mendorong bangsa Yahudi dari berbagai belahan dunia datang ke tanah Palestina. Selama periode ini, imigrasi Yahudi meningkat, dan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab Palestina tumbuh. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil alih mandat atas Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris. PBB membagi wilayah tersebut menjadi dua negara, satu untuk orang Arab Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi. Pembagian tersebut diadopsi sebagai Resolusi PBB Nomor 181 pada tahun 1947. Namun, Arab Palestina menolak pembagian tersebut, memicu Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948 yang dimenangkan oleh Israel, yang mengakibatkan pembentukan negara Israel dan pengungsian rakyat Palestina.
Israel menguasai wilayah yang dicaplok selama perang-perang dengan negara-negara Arab, seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, dan bagian dari Yerusalem Timur. Ini menyebabkan konflik berkepanjangan tentang pemukiman Israel di wilayah-wilayah ini. Ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa menjadi pengungsi yang sekarang tinggal di berbagai negara dan kamp pengungsian. Sementara 2 juta orang rakyat Palestina dikurung dalam penjara terbuka di jalur gaza dan west bank. Akses mereka terhadap sandang, pangan, dan pendidikan dibatasi. Hak hidup mereka dirampas oleh rezim zionis Israel”
Dari Sejarah itu sudah sangat jelas bahwasannya Israel tidak memiliki wilayah (tanah kekuasaan), yang melainkan hanya mengungsi dari belahan bumi di Benua Eropa dan tinggal di Palestina. Dan pada tahun 1947 setelah tragedi ”The Holocaust” di German dalam upaya Pembantaian orang-orang Yahudi. Mereka melarikan diri ke seluruh Dunia dan sebagaian besarnya mereka beremigrasi ke Palestina. Orang-orang yahudi dibantu oleh Inggris untuk berpindah ke Palestina melalui Kapal dalam jumlah yang banyak. Di kapal itu tertulis ”Orang-orang Jerman menghancurkan keluarga dan rumah kami, Jangan kalian hancurkan harapan kami”
Orang-orang yahudi ini datang dengan mengemis belas kasih ke palestina. Namun balasan dari Yahudi sungguh kejam, mereka berperang dengan rakyat Palestina dan Mendirikan sebuah Negara di tanah air Palestina, pada tahun 1948 yang bernama Negara Israel. Dilihat dari sudut pandang manapun, sudah sangat jelas bahwa Israel adalah penjajah Palestina. Mereka membentuk militer dan membunuh orang-orang palestina.
Dilansir dari CNBC Indonesia menurut Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 36.171 orang telah tewas di wilayah tersebut selama lebih dari tujuh bulan perang antara Israel dan militan Palestina. Tidak hanya itu, lebih dari 100.000 orang meninggalkan daerah Rarah, 8 dari 10 sekolah Rusak, hanya 10 dari 36 rumah bisa berfungsi, 90% dari anak-anak terinfeksi penyakit, 690.000 wanita tidak bisa mengakses higienitas, fasilitas kesehatan 86% telah rusak, Sebanyak 81.420 orang mengalami luka-luka dan lebih dari 1 juta orang telah mengungsi.
Terhitung sudah 76 tahun sejak 1948 Israel melakukan Genosida terhadap Palestina. Banyak orang yang berpikir bahwa Palestina sangat lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Israel. Namun jika logikanya dibalik, Justru kita diseluruh Dunialah yang lemah dan takut kepada Israel beserta sekutunya, karena mau bagaimanapun Palestina tetap melakukan perlawanan sesuai dengan kemampuan mereka. Namun apa yang kita laakukan? Kita hanya menontonnya di layar Handphone seakan tragedi yang menimpa Palestina layaknya Pertontonan Film perang yang ada di Bioskop.
Pada dasarnya Israel adalah Negara yang mempunyai mentalitas sebagai korban, Ketika mereka menyerang wilayah Palestina dengan begitu tragis dan Hamas melakukan perlawanan yang mengakibatkan 1. 178 Orang Israel meninggal. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pengungkapkan melalui kanal Youtube yang dibagikan tahun 2023 silam, ia menegaskan bahwa ”Israel tidak setuju penghentian permusuhan dengan Hamas, setelah serangan mengerikan pada tanggal 7 Oktober, Menyerukan genjatan senjata artinya Israel menyerah kepada Hamas, Untuk menyerah pada teroris, untuk menyerah pada barbarisme, Itu tidak akan terjadi.”
Kata-kata diatas seakan menyiratkan bahwa Hamas yang bersalah atas segala Konflik antara Palestina dengan Israel. Mereka membunuh warna sipil, anak-anak, dan orang dewasa dengan berdalih mereka ingin mencari (membunuh) Hamas. Sungguh aneh parameter yang mereka gunakan untuk membunuh Hamas padahal sudah jelas bahwa itu adalah permukiman warga sipil. Kemudian Genosida yang dilakukan tidak sampai disitu saja. Semenjak 7 Mei silam Israel kembali menyerang daerah Rafah yang dimana Menurut Detik Hikmah ”Rafah merupakan satu-satunya tempat yang menjadi area saluran bantuan ke warga Palestina di Gaza. Kota ini merupakan perbatasan dan tempat pengungsian bagi warga Gaza yang menjadi korban. Ketika Rafah juga ikut dibombardir, maka para pengungsi terjebak dan tidak bisa ke mana-mana.” Lagi-lagi apa dalih yang digunakan Oleh Israel? Mereka menyerang Rafah Karena disana adalah tempat Hamas bersembunyi. Sungguh gila dalih yang digunakan, Seakan itu adalah hal wajar yang harus diterima dengan bukti yang sangat kuat.
Lalu apa cara yang paling efektif untuk kita lakukan sekarang? Banyak sekali orang yang melakukan donasi untuk membantu saudara-saudara mereka di Palestina yang angkanya sudah sangat banyak. Jutaan orang di seantero Bumi memilih untuk melakukan Aksi demonstrasi sebagai bentuk dukungan untuk Palestina. Namun, apakah itu sudah cukup?
Tentunya hal itu belumlah cukup. Namun ungkapan yang sangat menampar dari tulisan poster oleh demonstran wanita non Islam yang dalam poster itu kurang lebih sdikatakan ”Apakah kalian diam saja wahai kaum muslimin melihat saudara-saudara kalian yang ada di Palestina.” bayangkan saja ungkapan seperti ini timbul dari seorang wanita nonmuslim yang mengerti betul situasi dewasa ini. Memang benarlah ungkaan dari Erdogan itu “Anda tidak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia.”
Saya selalu membayangkan kisah dalam serial anime One Piece-sebuah serial anime yang menceritakan tentang bajak laut. Ketika itu dalam sebuah tragedi besar yang dinamakan perang Marineford yang dimana Ace-saudara dari tokoh utama bernama Luffy. Hendak mau dieksekusi oleh pemerintahan dunia pada saat itu. Kemudian bayak laut di seluruh Dunia berkumpul dan menyatukan kekuatan untuk membantu Ace atas ikatan sebagai rekan bajak lautnya. Bayangkan saja hanya dengan nama bajak laut mereka rela berperang dan melawan pemerintahan dunia walaupun bertaruh nyawa sekalipun. Segala upaya mereka lakukan untuk menggagalkan eksekusi tersebut lantaran mereka tidak bisa hidup dengan nyaman jika saudaranya belum hidup nyaman. Mereka mengumpulkan segala akomodasi, kekuatas, bajak laut hebat seluruh dunia untuk meenyelamatkan saudaraya. Perang berkecambuk dengan taruhan nyawa, mereka bahkan tidak berpikir hal itu membahayakan nyawa mereka. Satu pengangan mereka ”yang penting saudaranya selamat.”
Mungkin kelihatannya saya terlalu cocoklogi melihat fenomena hari ini, apalagi dalam serial Anime One Piece yang hanya Fiksi (khayalan) belaka. Yang tidak mungkin bisa dijadikan acuan dalam melihat realitas. Namun coba kita kontekskan pada kondisi orang Islam sekarang. Kita yang terbuai oleh media sosial dan sibuk sana sini, seakan hidup kita baik-baik saja walaupun kondisi palestina seperti itu. Apakah hati kita tidak tergerak ketika melihat saudara-saudara kita terbunuh? Apakah alasan kita jarak yang jauh, atau kita tidak memiliki cukup power untuk melawan?
Pada dasarnya, tujuan penulisan artikel ini bukanlah untuk mengajak kamu pergi ke palestina lalu berperang dengan orang Israel. Melainkan tujuan tulisan ini sebagai bukti untuk diri saya ketika ditanya oleh Rasulullah Muhammad SAW di akhirat kelak; semisalkan Rasulullah bertanya “apa yang kamu lakukan semasa hidupmu untuk warga Palestina ya ummatku?” setidaknya saya dapat menjawab pertanyaan Rasulullah itu dengan memperlihatkan artikel ini dan memperlihatkan beberapa aksi simbolis yang saya lakukan beberapa waktu silam. Lalu adakah jawaban yang mampu pembaca utarakan kepada Rasulullah ketika ditanya hal yang sama kepada Anda?
Tidak ada komentar: