Sumber: Instagram |
Pukul 16.30 tepat. Kaki ini menginjak butiran pasir pantai. Tepat ketika penat tampak diujung kesabaran. Semilir angin tampak terasa menghembus wajah kusamku.
Matahari sudah tak seterik tadi,namun pesonanya mampu melelehkan hati. Dan bagian yang paling menyenangkan dari senja yaitu lelucon garingmu yang menjadi pengiring tenggelamnya sang surya.
Pernyataan cinta konyol untuk pertama kalinya juga kudengar darimu. Tepat ketika surya yang perlahan menghilang dan memperlihatkan warna jingga ungunya yang mengagumkan.
Indah memang.
Kado ulang tahun tak terlupakan bagiku menurutmu ialah ketika kita lulus SMA diwaktu dan dengan orang yang sama. Saat itu juga senja.
Sangat cantik dan mempesona.
Iya sayang. Itu hanya cerita masa lalu. Ketika surya perlahan menghilang,yang katanya indah,cantik,mempesona dan mengagumkan. Entah berapa ratus kali kita dapat nikmati saat itu.
Namun memang benar,sejarah perjalanan cinta adalah perjuangan dan pengorbanan. Tidak melulu harus berbunga-bunga dan berakhir baper. Juga tidak selalu melow dan menyentuh hati.
Katamu saat itu "kalau sudah semakin liar lebih baik lepaskan,daripada terluka". Aku terdiam dengan senyum yang bahkan aku sendiri sulit mengartikannya. Ini sudah terlewat menyenangkan dan menenangkan. Ternyata yang kelewat bisa jadi tidak bagus.
Senja pun begitu. Ia tidak terus berwarna jingga ungu yang mengagumkan. Dan cinta tidak selalu berwarna merah jambu yang terlihat lucu dan mempesona. Kadang ia juga berwarna merah menyala dan membakar.
Saat ini juga kurasa surya benar-benar hilang dan aku tidak baik-baik saja.
**R.A.R
Tidak ada komentar: