Kain Sesek, Potensi Kembang Kerang Daye yang Kurang Dilirik

Kain Sesak Khas Kembang Kerang Daye

Kain tenun khas Lombok ? Hmmm, pasti yang ada dibenak kita adalah kain tenun dari Desa Sade atau dari Desa Pringgasela. Hal tersebut karena kedua daerah tersebut sangat gencar dalam mempromosikan kain tenun khas sasak tersebut. Akan tetapi tahukah Anda, jika Desa Kembang Kerang Daya juga merupakan daerah penghasil kerajinan tenun? Kain tenun sesek merupakan salah satu produk unggulan dari desa Kembang Kerang Daya yang berada di Kecamatan Aikmel, Lombok Timur.

Proses penenunan  kain tenun sesek ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh warga desa di Kembang Kerang Daya, khususnya para  ibu-ibu. Biasanya hasil kerajinan tenun yang sudah jadi ini diletakkan dan dipamerkan  di artshop yang ada di desa, tepatnya di dusun Karang Gelumpang.

Proses Penenunan Kain Sesek Khas Kembang Kerang Daya

Produk kain tenun Sesek khas Kembang Kerang Daya hingga saat ini telah mampu menembus pasar nasional dan menarik perhatian dari para desainer ternama tanah air yaitu Ariy Arka dan Ivan Gunawan. Kualitas dari kain tenun Sesek tersebut tidak perlu diragukan lagi. Tetapi sayangnya, masyarakat lokal kurang familiar dan bahkan tidak tahu bahwa Desa Kembang Kerang Daya ini merupakan daerah penghasil kerajinan Tenun Sesek. Hal ini terjadi karena kurangnya promosi baik itu offline atau online.

Dan saat ini masyarakat desa Kembang Kerang Daya sudah melek dan mau untuk mempromosikan potensi desa mereka. terbukti dengan dibangunnya artshop di pinggir jalan untuk menampilkan dan menjual kain khas Kembang Kerang Daya tersebut. Harapannya adalah para wisatawan yang akan berwisata ke Sembalun akan mampir dan membeli produk khas Kembang Kerang Daya, sebab Desa Kembang Kerang Daya merupakan desa yang berada di jalur utama menuju Sembalun.

Masyarakat Kembang Kerang daya sebenarnya menginginkan terbentuknya semacam sentra kain tenun. Tetapi kendalanya adalah terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang menggerakkan nya yang belum ada, ditambah lagi minimnya pengetahuan tentang manajemen pemasaran serta tidak adanya sistem permodalan. (Laras).

11/12/2019