 |
| Susana belajar di dalam tenda biru (Prof. Dr. Ir. A. Farid Hemon, M.Sc. selaku WD II sedang melakukan proses belajar mengajar) |
Gempa (5/8/18) yang mengguncang pulau Lombok tidak saja meninggalkan duka yang mendalam bagi para korbannya. Namun, gempa tersebut juga menimbulkan sekelumit masalah yang mulai bermunculan. Salah satunya adalah terganggunya proses belajar mengajar di Universitas Mataram khususnya di Fakultas Pertanian.
Hal tersebut akibat rusaknya gedung yang menjadi lokasi perkuliahan mahasiswa. Tentunya, jika perkuliahan tetap dipaksakan untuk dilakukan, maka keamanan jiwa mahasiswa maupun dosen yang berada di dalamnya menjadi terancam.
Penanggulangan masalah tersebut dijawab oleh Fakultas Pertanian, lewat beberapa unit tenda yang dibangunnya. Tenda-tenda tersebut diharapkan mampu menjadi jalan keluar dari masalah yang ditimbulkan oleh gempa. Namun, setelah beberapa minggu proses perkuliahan berjalan menggunakan tenda, banyak terdengar keluhan-keluhan dari mahasiswa yang mengaku tidak nyaman dan terganggu belajar di dalamnya.
 |
| tetap konsentrasi, meski suasana panas dalam tenda (proses belajar dan mengajar |
 |
| suasana luar tenda biru yang dijadikan tempat belajar di depan gedung A FAPERTA UNRAM |
Suparman, mahasiswa ilmu tanah 17 mengatakan “rasanya ketika belajar ditenda sangat panas, sehingga kita tidak bisa konsentrasi belajar. Proses belajar juga tidak efisien seperti biasanya karena banyak mendengar teman-teman mengeluh”jelasnya
Suparman juga mengatakan bahwa mahasiswa harus bersyukur masih diberikan tempat yang aman untuk belajar. Jadi tugas kita sekarang harus belajar dengan sungguh-sungguh dan kurangi mengeluh sebab semua sedang berproses.
Harapnya kepada Fakultas, supaya lebih bisa memfasilitasi mahasiswanya, sehingga lebih nyaman belajar ditenda sampai keadaan lebih stabil dan membaik kedepannya. (Eby)
Tidak ada komentar: