Oleh : Imam Suyuti
Sudah
hampir 4 tahun dimulainya saya masuk kuliah sampai sekarang inilah yang terjadi
diseputaran organisasi mahasiswa, sepenglihatan mata saya memandang dan melihat
kondisi yang sangat menurun ambang batas normal ditunjukkan oleh aktivis atau
pegiat didalamnya dalam beraktivitas sehari-hari.
Ini mencerminkan sikap apatis dan kurangnya solidaritas yang ditanamkan oleh orang-orang / pelaku yang sekarang. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Kita lihat secara fakta yang terjadi saat ini dengan semakin berkembangnya jaman era modern dan semakin disibukkan dengan kegiatan akademisi dikampus membuat mahasiswa pada umumnya dituntut untuk menyibukkan diri masing-masing dengan kegiatan proses belajar mengajar didalamnya dengan implementasi yang nantinya diharapkan oleh kampus menciptakan lulusan yang unggul dan produktif dikancah internasional, apalagi kita melihat dengan semboyan universitas Mataram menuju lulusan yang berdaya saing internasional.
Sebagai mahasiswa yang sekarang kita terlena akan hal itu semua, yang seharusnya ketika tanggung jawab itu semua sudah melekat pada diri kita masing-masing dan akan mengetahui apa yang harus diprioritaskan. Tidak ada yang salah ketika kita harus berurusan dengan akademik kita karena itu merupakan tanggungjawab terbesar kita ketika sudah menginjakan kaki di universitas terebut, tapi jangan sampai lupa akan tanggung jawab kita yang lainnya seperti diorgansisasi.
“ kemajuan sebuah organisasi kampus dapat dinilai apabila kepemimpinan dari sebuah lembaga tersebut mampu mengayomi dan berinteraksi baik dengan jajaran yang ada dibawahnya. Nyatanya tidak seperti itu sekarang? Mengapa bisa terjadi hal sedemikian rupa? Itu adalah pekerjaan kita bersama untuk menyelesaikan dan menemukan solusinya untuk kedepan.
Kita seharusnya berkaca dengan sejarah yang sudah terjadi , bagaimana kompak dan konsistennya pelaku-pelaku organisasi mahasiswa terdahulunya rnenandakan penilaian sebuah organisasi dimata birokrasi tidak bisa dianggap sepele, karena mereka membuktikan betapa pentingnya kegiatan ekstrakulikuler pada saat menjadi mahasiswa dan didapat pula pada saat itu saja sebab berpikirnya hanya bisa bebas dan berleluasa mengemukakan ide dan berpendapat dibandingkan setelah selesainya dikampus tidak akan bisa seperti pada saat menjadi mahasiswa yang dimana seperti kita ketahui bersama peran mahasiswa salah satunya “ agent of change” /pembawa perubahan. Jadinya bisa dikatakan para pelaku terdahulu kita sukses untuk memajukan dan menjalankan roda organisasi untuk kemajuan bersama.
Mengapa kita sebagai pelaku yang ada sekarang tidak bisa seperti yang telah dijelaskan pada paragraf yang diatas? Kembali kita berkaca pada diri kita masing-masing sekarang, apakah ia organisasi itu bisa berjalan ketika tidak ada penggeraknya, apakah ia organisasi itu bisa berjalan hanya ada 2 orang atau segelintir orang saja yang paham akan akan maksud dan tujuannya ? jelas itu semua sangatlah keliru bagi pribadi pemahaman saya.
Peran vital yang harus terjadi didalamnya adalah bagaimana komunikasi bagi orang-orang yang ada didalamnya harus sesuai dengan keinginan organisasi tersebut. Saya contohkan ketika kita tidak paham dan mengetahui dengan apa pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan tugas yang telah ada, secara otomatis kita akan bingung mau melangkah kemana? Ke arah yang mana? Itu sebabnya pemahaman kita sebelum menetapkan pencapaian atau hasil akhir yang diinginkan kita tidak tahu.
Persoalan selanjutnya adalah ketika adanya masing-masing ego dari setiap individual yang ada dan merembet kedalam organisasi itu yang sangat berbahaya dan dapat mempengaruhi perilaku, pekerjaan dan komitmen yang sudah ditekadkan pada sebelumnya masuk organisasi dan sesudah masuknya organisasi. Kita dapat melihat dan membuktikan sudah banyak yang menjadi sasaran dari munculnya sifat yang dapat menciptakan kondisi yang tidak profesional.
Ini mencerminkan sikap apatis dan kurangnya solidaritas yang ditanamkan oleh orang-orang / pelaku yang sekarang. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Kita lihat secara fakta yang terjadi saat ini dengan semakin berkembangnya jaman era modern dan semakin disibukkan dengan kegiatan akademisi dikampus membuat mahasiswa pada umumnya dituntut untuk menyibukkan diri masing-masing dengan kegiatan proses belajar mengajar didalamnya dengan implementasi yang nantinya diharapkan oleh kampus menciptakan lulusan yang unggul dan produktif dikancah internasional, apalagi kita melihat dengan semboyan universitas Mataram menuju lulusan yang berdaya saing internasional.
Sebagai mahasiswa yang sekarang kita terlena akan hal itu semua, yang seharusnya ketika tanggung jawab itu semua sudah melekat pada diri kita masing-masing dan akan mengetahui apa yang harus diprioritaskan. Tidak ada yang salah ketika kita harus berurusan dengan akademik kita karena itu merupakan tanggungjawab terbesar kita ketika sudah menginjakan kaki di universitas terebut, tapi jangan sampai lupa akan tanggung jawab kita yang lainnya seperti diorgansisasi.
“ kemajuan sebuah organisasi kampus dapat dinilai apabila kepemimpinan dari sebuah lembaga tersebut mampu mengayomi dan berinteraksi baik dengan jajaran yang ada dibawahnya. Nyatanya tidak seperti itu sekarang? Mengapa bisa terjadi hal sedemikian rupa? Itu adalah pekerjaan kita bersama untuk menyelesaikan dan menemukan solusinya untuk kedepan.
Kita seharusnya berkaca dengan sejarah yang sudah terjadi , bagaimana kompak dan konsistennya pelaku-pelaku organisasi mahasiswa terdahulunya rnenandakan penilaian sebuah organisasi dimata birokrasi tidak bisa dianggap sepele, karena mereka membuktikan betapa pentingnya kegiatan ekstrakulikuler pada saat menjadi mahasiswa dan didapat pula pada saat itu saja sebab berpikirnya hanya bisa bebas dan berleluasa mengemukakan ide dan berpendapat dibandingkan setelah selesainya dikampus tidak akan bisa seperti pada saat menjadi mahasiswa yang dimana seperti kita ketahui bersama peran mahasiswa salah satunya “ agent of change” /pembawa perubahan. Jadinya bisa dikatakan para pelaku terdahulu kita sukses untuk memajukan dan menjalankan roda organisasi untuk kemajuan bersama.
Mengapa kita sebagai pelaku yang ada sekarang tidak bisa seperti yang telah dijelaskan pada paragraf yang diatas? Kembali kita berkaca pada diri kita masing-masing sekarang, apakah ia organisasi itu bisa berjalan ketika tidak ada penggeraknya, apakah ia organisasi itu bisa berjalan hanya ada 2 orang atau segelintir orang saja yang paham akan akan maksud dan tujuannya ? jelas itu semua sangatlah keliru bagi pribadi pemahaman saya.
Peran vital yang harus terjadi didalamnya adalah bagaimana komunikasi bagi orang-orang yang ada didalamnya harus sesuai dengan keinginan organisasi tersebut. Saya contohkan ketika kita tidak paham dan mengetahui dengan apa pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan tugas yang telah ada, secara otomatis kita akan bingung mau melangkah kemana? Ke arah yang mana? Itu sebabnya pemahaman kita sebelum menetapkan pencapaian atau hasil akhir yang diinginkan kita tidak tahu.
Persoalan selanjutnya adalah ketika adanya masing-masing ego dari setiap individual yang ada dan merembet kedalam organisasi itu yang sangat berbahaya dan dapat mempengaruhi perilaku, pekerjaan dan komitmen yang sudah ditekadkan pada sebelumnya masuk organisasi dan sesudah masuknya organisasi. Kita dapat melihat dan membuktikan sudah banyak yang menjadi sasaran dari munculnya sifat yang dapat menciptakan kondisi yang tidak profesional.
Hubungan
yang baik antara tatanan organisasi mahasiswa harus dilakukan dengan hal yang
sederhana seperti melakukan pertemuan pertemuan kecil-kecilan, diskusi dan
sejenis hal lainnya, itu semua akan membuat kerukunan yang ada didalamnya
terjaga. Sehingga nantinya ketika ada masalah yang datang baik dari internal maupun eksternal orang-orang yang ada
dan berkecimpung diorganisasi akan menunjukkan kekompakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sudah
ada dan akan datang nantinya.
Oleh karena itu peran masing-masing organisasi
dan individual kita semua diharuskan untuk menerapkan pola pola sederhana yang
harus dikembangkan dan diperbaiki seperti yang telah disampaikan lewat beberapa
paragraf diatas. Penulis berbicara dan menulis seperti ini intinya bagaimana
kita sebagai organisasi mahasiswa harus dan mampu mengimplementasikan kemampuan
manajemen waktu baik itu dari diorganisasi maupun diperkuliahan dengan
semaksimal mungkin, seandainya itu semua bisa tercapai akan membawa kita semua
kearah yang lebih baik dan seperti yang diidamkan bersama.
Tidak ada komentar: