Pagi
yang cerah di hari kamis 13 November 2014, Nita (Namaku) terbangun melirik sekeliling.
“Waduh, guling di bawah, Selimut berserakan, untung bukan aku yang jatuh”,
nyengirku. Sambil berjalan sempoyongan, mengambil segelas Air putih di dalam Teko.
Merapikan Selimut, menempatkan di atas kasur dengan seprai berwarna biru yang bergambar Mickey mouse. Mataku melihat jam dinding yang berbentuk bulat dengan gambar Masjid berwarna biru, ternyata baru jam 6 pagi.
Hmm….bisa berleha sebentar, sambil lihat-lihat tugas yang akan dikumpulkan hari ini. Melirik jam dinding lagi ternyata sudah pukul 06.30 Wita, dengan kecepatan turbo berlari ke kamar mandi yang ternyata sudah terisi duluan oleh Liza (adikku). “Za,….cepetan,kak Ita telat ney”, tegas ku.
“Baru aja masuk kak, tunggu sebentar”, jawab Liza.“Makanya, kalau sudah bangun, sarapan langsung ke kamar mandi, donk cepetan! Gk bakalan balapan kamar mandi kayak gitu. Sekarang mumpung Liza lagi di kamar mandi, sarapan dulu deh”, sahut mamak. “Ok, mak”, jawabku sambil ngeloyor pergi mengambil piring di rak kaca bertingkat dua.
Merapikan Selimut, menempatkan di atas kasur dengan seprai berwarna biru yang bergambar Mickey mouse. Mataku melihat jam dinding yang berbentuk bulat dengan gambar Masjid berwarna biru, ternyata baru jam 6 pagi.
Hmm….bisa berleha sebentar, sambil lihat-lihat tugas yang akan dikumpulkan hari ini. Melirik jam dinding lagi ternyata sudah pukul 06.30 Wita, dengan kecepatan turbo berlari ke kamar mandi yang ternyata sudah terisi duluan oleh Liza (adikku). “Za,….cepetan,kak Ita telat ney”, tegas ku.
“Baru aja masuk kak, tunggu sebentar”, jawab Liza.“Makanya, kalau sudah bangun, sarapan langsung ke kamar mandi, donk cepetan! Gk bakalan balapan kamar mandi kayak gitu. Sekarang mumpung Liza lagi di kamar mandi, sarapan dulu deh”, sahut mamak. “Ok, mak”, jawabku sambil ngeloyor pergi mengambil piring di rak kaca bertingkat dua.
Lauk
sayur Nangka dan Tempe manis kesukaanku, habis dalam satu
piring. Jam dinding terus berjalan, terdengar suara ada yang memanggil. “Kakak Ita,
ayo donk, sudah selesai ney”,ujar Liza dengan teriakan merdunya dari kamar
mandi di sebelah tempat cucian.
“Ok, sista”, sahutku. Selesai mandi dengan kecepatan ekstra dan dilanjutkan dengan dandan-dandan seadanya, tidak sadar motor belum disiapkan(dipanaskan), wadduh,……..... “Alifh sudah siap mak?”, teriakku sambil keluarkan sepeda motor.
“Ya, tunggu sebentar”, sahut mamakku sambil sibuk merapikan baju Alifh yang siap berangkat.Setelah semua dirasa siap, aku berjalan ke ruang makan yang disana telah menunggu bapak, mamak, Liza, dan Alifh yang masih sibuk dengan sendok di tangannya.
“Bapak, mamak, kak Ita, Alifh, kakak Iza jalan, Assalamualaikum”, ujar Liza setelah pamitan akan pergi ke sekolah bersama temannya yang telah menunggu lama di depan Rumah. “Waalaikumussalam”, sahut semua keluarga.Nah, baru aku yang kemudian dikejar waktu ke kampus. Setelah pamitan, salam tangan, kemudian izin untuk berangkat bersama Alifh yang terlebih dahulu akan diantar ke sekolahnya.
Sesampai di sekolah Alifh, aku mencoba melirik jam tangan dengan menyikap lengan baju yang menutupinya. Ternyata jam tangan itu sudah menunjukkan pukul 07.30 Wita, dengan kecepatanturbo, melaju di jalanan bagai Valentino Rossiyang sedang melaju cepat di lintasan balap. “Target sampai kampus jam 08.00, harus bisa setengah jam di perjalanan, harus bisa!”, ungkapku dalam hati.
“Ok, sista”, sahutku. Selesai mandi dengan kecepatan ekstra dan dilanjutkan dengan dandan-dandan seadanya, tidak sadar motor belum disiapkan(dipanaskan), wadduh,……..... “Alifh sudah siap mak?”, teriakku sambil keluarkan sepeda motor.
“Ya, tunggu sebentar”, sahut mamakku sambil sibuk merapikan baju Alifh yang siap berangkat.Setelah semua dirasa siap, aku berjalan ke ruang makan yang disana telah menunggu bapak, mamak, Liza, dan Alifh yang masih sibuk dengan sendok di tangannya.
“Bapak, mamak, kak Ita, Alifh, kakak Iza jalan, Assalamualaikum”, ujar Liza setelah pamitan akan pergi ke sekolah bersama temannya yang telah menunggu lama di depan Rumah. “Waalaikumussalam”, sahut semua keluarga.Nah, baru aku yang kemudian dikejar waktu ke kampus. Setelah pamitan, salam tangan, kemudian izin untuk berangkat bersama Alifh yang terlebih dahulu akan diantar ke sekolahnya.
Sesampai di sekolah Alifh, aku mencoba melirik jam tangan dengan menyikap lengan baju yang menutupinya. Ternyata jam tangan itu sudah menunjukkan pukul 07.30 Wita, dengan kecepatanturbo, melaju di jalanan bagai Valentino Rossiyang sedang melaju cepat di lintasan balap. “Target sampai kampus jam 08.00, harus bisa setengah jam di perjalanan, harus bisa!”, ungkapku dalam hati.
Perjalanan
ke Mataram memang lama, terutama di kala pagi yang memang awal rutinitas
orang-orangnya.“Lampu merah, banyaknya Anak
sekolah, Orang
kerja, Mahasiswa,
semakin menambah kemacetan di kota mataram di pagi hari ini. Tetapi, tetap ini
pagi manis jadi semua harus tetap dianggap manis,hehe”, ujarku dalam hati.
Akhirnya, bisa mengejar target juga sampai kampus 30 menit, langsung lari ke
lantai dua gedung B maklum harus tepat waktu praktik statistika.
Sudah mengejar waktu di jalan dengan kecepatan turbo, malah co. assnya datang telat. Duduk-duduk menunggu di depan ruangan praktikum sambil mengobrol dengan teman satu gelombang praktikum, tidak disangka ternyata co.assnya sudah siap di dalam ruangan dan berdiri di depan pintu sambil membaca daftar hadir dan mengambil tugas tiket masuk.
Melihat sekeliling ruangan dan mencari tempat duduk, syukurnya mendapat tempat duduk yang nyaman dan strategis. Selesai praktikum, kegiatan selanjutnya menunggu waktu kuliah selanjutnya yakni sekitar jam 11.10 dan biasanya turun dari gedung B langsung duduk di depan gedung sambil menunggu kawan-kawanku yang masih praktek. Aku duduk di kursi taman depan gedung B, untungnya ada tempat duduk disana sisa dua, untuk duduk dan menaruh tas, maklum tasku besar kalau ditaruh di meja tidak cukup untuk menaruh laptop dan kalau ditaruh di bawah rasanya tidak enak karena taruh tas yang berisi buku.
Sudah mengejar waktu di jalan dengan kecepatan turbo, malah co. assnya datang telat. Duduk-duduk menunggu di depan ruangan praktikum sambil mengobrol dengan teman satu gelombang praktikum, tidak disangka ternyata co.assnya sudah siap di dalam ruangan dan berdiri di depan pintu sambil membaca daftar hadir dan mengambil tugas tiket masuk.
Melihat sekeliling ruangan dan mencari tempat duduk, syukurnya mendapat tempat duduk yang nyaman dan strategis. Selesai praktikum, kegiatan selanjutnya menunggu waktu kuliah selanjutnya yakni sekitar jam 11.10 dan biasanya turun dari gedung B langsung duduk di depan gedung sambil menunggu kawan-kawanku yang masih praktek. Aku duduk di kursi taman depan gedung B, untungnya ada tempat duduk disana sisa dua, untuk duduk dan menaruh tas, maklum tasku besar kalau ditaruh di meja tidak cukup untuk menaruh laptop dan kalau ditaruh di bawah rasanya tidak enak karena taruh tas yang berisi buku.
Di
tempat duduk itu, aku bertemu dengan Lis yang sedang sibuk membuat tiket masuk
untuk praktikum statistik dan aku sekarang sibuk dengan tugas di laptop yang kutaruh
di atas meja taman itu. Obrolan kami hampir tidak ada karena sibuk dengan
kegiatan masing-masing.
Kemudian datang Ida dan temannya yang sibuk dengan laporan OPT yang belum di ACC. Obrolan kami hanya sejenak karena Ida harus mengejar co.ass untuk meminta ACC, jadi tinggal aku dan Lis yang masih sibuk berkutat dengan tiket masuk statistiknya dan akupun sibuk dengan tugas yang masih banyak menumpuk dalam laptop putih ini. Tiba-tiba,”Ta, akuduluan ya, udah mau masuk praktek ne”, ujar Lis dengan suara lembutnya mengagetkan.
”Oh, ya Lis”, sahut ku.Aku masih berkutat di depan laptop dengan tugas yang masih belum disusun rapi dalam sebuah file. Melirik jam tangan sudah menandakan pukul 10.00 Wita, ternyata sudah banyak teman-temanku yang sudah selesai praktikum. Sekarang sudah banyak temanku menunggu, ada yang duduk di Bangku, Berugak, dan di Rumput Taman.
“Ta…sudah lama menunggu, sorry tadi kita lama “, ujar Is salah satu teman dekatku yang datang bersama Ika dan Lina. Kita mengobrol di bangku taman, mengobrol tentang tugas dan cerita-cerita lucu di kos mereka masing-masing.
Kita berempat tertawa terbahak-bahak sampai tidak sadar sudah pukul 11.00 Wita, lalu Is mengajak untuk ke ruangan C. 11 menerima kuliah selanjutnya yakni mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Mansur Maksum. Kegiatan kuliah berlangsung seru dan menarik apalagi setelah mendengar kisah inspiratif dari pak Mansur Maksum tentang perjalanan hidupnya hingga seperti sekarangmenjadi seorang yang sukses.
Kemudian datang Ida dan temannya yang sibuk dengan laporan OPT yang belum di ACC. Obrolan kami hanya sejenak karena Ida harus mengejar co.ass untuk meminta ACC, jadi tinggal aku dan Lis yang masih sibuk berkutat dengan tiket masuk statistiknya dan akupun sibuk dengan tugas yang masih banyak menumpuk dalam laptop putih ini. Tiba-tiba,”Ta, akuduluan ya, udah mau masuk praktek ne”, ujar Lis dengan suara lembutnya mengagetkan.
”Oh, ya Lis”, sahut ku.Aku masih berkutat di depan laptop dengan tugas yang masih belum disusun rapi dalam sebuah file. Melirik jam tangan sudah menandakan pukul 10.00 Wita, ternyata sudah banyak teman-temanku yang sudah selesai praktikum. Sekarang sudah banyak temanku menunggu, ada yang duduk di Bangku, Berugak, dan di Rumput Taman.
“Ta…sudah lama menunggu, sorry tadi kita lama “, ujar Is salah satu teman dekatku yang datang bersama Ika dan Lina. Kita mengobrol di bangku taman, mengobrol tentang tugas dan cerita-cerita lucu di kos mereka masing-masing.
Kita berempat tertawa terbahak-bahak sampai tidak sadar sudah pukul 11.00 Wita, lalu Is mengajak untuk ke ruangan C. 11 menerima kuliah selanjutnya yakni mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Mansur Maksum. Kegiatan kuliah berlangsung seru dan menarik apalagi setelah mendengar kisah inspiratif dari pak Mansur Maksum tentang perjalanan hidupnya hingga seperti sekarangmenjadi seorang yang sukses.
Perkuliahan
selesai pukul 13.00 Wita,
kemudian aku berencana dengan Ika pergi ke sekret LPM Sativa. Awalnya malu, karena baru pertama
kesana, terus nanti mau ngerjain apa disana pikirku. Tetapi, memang benar,
rasanya masih canggung dan tidak tahu mau berbuat apa. Supaya memecah keadaan
dan perasaan canggungku, aku kemudian membuka laptop agar tidak menyiakan waktu
mumpung ada kesempatan mengerjakan tugas yang masih belum selesai.
Pertamanya diajak ngobrol, sambil ditanya-tanya, tetapi tetap masih merasa canggung.Tiba-tiba “Nanti kamu buat cerita tentang kegiatanmu hari ini, buat kayak cerpen gitu, kumpulin besok pagi ya”, ucap kak Kadri di luar pintu sekret LPM Sativa.“Owh, ok kak”, sahutku.“Minta bantuan di dia, dia itu pintar membuat cerpen, dia dapat 100 ribu dari koran suara NTB”, lanjut kak Kadri sambil menunjuk salah satu kakak dari UKM Media.
”Owh, ok kak”, sahutku sambil masih terpaku mendengarkan perintah kak Kadri. Kemudian, tanpa menunggu waktu lagi, aku membuat beberapa penggalan cerita tentang aktivitasku di hari kamis manis ini, “Daripada lupa, nanti susah diingat-ingat sampai rumah, mendingan dikerjain disinisambil menunggu waktu pergi ngajar nanti”, pikirku. Sambil tetap mengetik dan sesekali melirik jam tangan, agar tidak telat pergi ngajar ke rumah mbak Devi nantinya pukul 15.30.
Pertamanya diajak ngobrol, sambil ditanya-tanya, tetapi tetap masih merasa canggung.Tiba-tiba “Nanti kamu buat cerita tentang kegiatanmu hari ini, buat kayak cerpen gitu, kumpulin besok pagi ya”, ucap kak Kadri di luar pintu sekret LPM Sativa.“Owh, ok kak”, sahutku.“Minta bantuan di dia, dia itu pintar membuat cerpen, dia dapat 100 ribu dari koran suara NTB”, lanjut kak Kadri sambil menunjuk salah satu kakak dari UKM Media.
”Owh, ok kak”, sahutku sambil masih terpaku mendengarkan perintah kak Kadri. Kemudian, tanpa menunggu waktu lagi, aku membuat beberapa penggalan cerita tentang aktivitasku di hari kamis manis ini, “Daripada lupa, nanti susah diingat-ingat sampai rumah, mendingan dikerjain disinisambil menunggu waktu pergi ngajar nanti”, pikirku. Sambil tetap mengetik dan sesekali melirik jam tangan, agar tidak telat pergi ngajar ke rumah mbak Devi nantinya pukul 15.30.
Waktu
menunjukkan pukul 16.00, sudah agak telat untuk kerumah mbak Devi, mana Hujan rintik-rintik, Angin kencang, tetapi yang namanya tugas,
dengan kecepatan 60 km/jam untuk datang tepat waktu ke tempat les. Di tempat
les, bertemu Ilham, Sabi, dan Azka yang merupakan murid-murid pertamaku hari
ini yakni les matematika.
Semuanya berlangsung seru, saling tanya jawab, mengerjakan soal, dan mengobrol santai, tetapi memang adakalanya kondisi belajar tidak kondusif, maklum anak-anak SD masih pada Fase main-main. Kemudian, Murid keduaku hari ini adalah Fitria yakni seorang murid SD kelas 3, orangnya imut, cantik, dan baik, tetapi memang agak sulit diatur.
Untungnya, belajar hari ini kondusif seperti minggu-minggu sebelumnya, semuanya berjalan damai.Selesai mengajar, ternyata sudah menunjukkan pukul 18.10, suara Adzan pun sudah terdengar.Kemudian, evaluasi sebentar dengan Mbak Devi hingga tidak sadar sudah pukul 18.45 Wita, aku bersiap-siap pulang ke my home sweet home di Narmada.
Semuanya berlangsung seru, saling tanya jawab, mengerjakan soal, dan mengobrol santai, tetapi memang adakalanya kondisi belajar tidak kondusif, maklum anak-anak SD masih pada Fase main-main. Kemudian, Murid keduaku hari ini adalah Fitria yakni seorang murid SD kelas 3, orangnya imut, cantik, dan baik, tetapi memang agak sulit diatur.
Untungnya, belajar hari ini kondusif seperti minggu-minggu sebelumnya, semuanya berjalan damai.Selesai mengajar, ternyata sudah menunjukkan pukul 18.10, suara Adzan pun sudah terdengar.Kemudian, evaluasi sebentar dengan Mbak Devi hingga tidak sadar sudah pukul 18.45 Wita, aku bersiap-siap pulang ke my home sweet home di Narmada.
Sesampai
dirumah pukul 19.15, setelah pamitan dan salaman dengan my parents, aku menuju kamar mandi untuk cuci tangan dan langsunng
ke dapur karena sudah lapar banget.Wah, rasanya nikmat sekali makan, seperti
tidak pernah makan dari pagi, hehe.
Selesai makan, aku bersih-bersih badan sebentar kemudian lanjut membuka laptop untuk mengerjakan tugas yang memang menumpuk belum dikerjakan. Berkutat serius di depan laptop, tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 Wita, waduh mata sudah sulit dibuka lagi, setelah mematikan laptop, langsung terjun ke tempat tidur.
Selesai makan, aku bersih-bersih badan sebentar kemudian lanjut membuka laptop untuk mengerjakan tugas yang memang menumpuk belum dikerjakan. Berkutat serius di depan laptop, tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 Wita, waduh mata sudah sulit dibuka lagi, setelah mematikan laptop, langsung terjun ke tempat tidur.
Tidak ada komentar: